Selasa, 28 September 2010

bermain off-shoe flash dengan kamera pocket

aya ingin membagi pengalaman saya saat menggunakan kamera pocket dalam bermain off-shoe flash, tentunya kamera pocket yang digunakan harus menyediakan shoe flash (tempat menaruh flash external).
Kelebihan menggunakan kamera pocket dalam off-shoe flash atau istilah kerennya strobisan adalah kepraktisan. Dengan kamera pocket maka aktifitas strobis kita lebih praktis cukup menggunakan tas kamera yang muat 1 DSLR kit maka kita bisa membawa 1 flash, 1 set gel, 1 set remote trigger, 1 flash meter (optional) dan Kamera, ringan khan!!! :-) serta hemat tempat, keuntungan berikutnya adalah tidak begitu menarik perhatian ketika kita bawa kamera kita ke tempat-tempat umum.

Umumnya kamera pocket menggunakan mekanik shutter dan elektronik shutter sehingga mempunyai kelebihan yaitu kemampuan X-sync 1/500 s/d 1/1000, dengan kemampuan tersebut memudahkan kita dalam melakukan strobisan di siang hari dengan cukup membawa flash.. Jika menggunakan DSLR hal tersebut malah susah dilakukan sehingga membutuhkan flash yang lebih kuat biasanya Mobile Flash yang berat dan besar serta harga yang lumayan ataupun menggunakan radio trigger (IR trigger tidak direkomendasikan karena susah jika posisi flash tidak di depan kamera) yang di design bisa menggunakan X-sync cepat, pada dasarnya X-Sync cepat yang dilakukan oleh trigger tersebut menggunakan trik2 khusus yang tentunya akan memboroskan battrey flash kita.
Saya di sini akan memberikan contoh percobaan kelebihan kamera pocket untuk strobist-an khususnya di siang hari.
Alat2 yang dipakai dan settingan yang digunakan :

  • Panasonic Lumix DMC-LX3  -> Exposure manual iso 80, F/8* dan speed 1/1000s (eposure diarahkan ke langit sehingga dengan f/8 didapat speed 1/1000s agar detail langit terekam)
  • Nikon SB-28 + diffuser -> di set di kekuatan power 1/8 didapat f/16* iso 80 melalui flashmeter
* f di kamera dan di flash berbeda padahal seharusnya hasil dari flash meter dimasukkan dikamera?? hal ini terjadi karena kemampuan elektronik shutter dengan speed 1/1000s akan membuat cahaya flash berkurang 1,5-2 stop beda dengan kemampuan flash mekanik yang akan membuat hasil foto terpotong gelap sebagian jika dipaksa melampau kecepatan x-sync
gambar diatas adalah set up untuk test foto dengan model jam. Dapat dilihat cahaya yang ada di langit cukup cerah sehingga untuk merekam detail langit dibutuhkan shutter speed yang cukup tinggi ataupun diagfragma (f) kecil tetapi apabila membutuhkan f kecil dibutuhkan flash yang cukup kuat :-(, maka apabila menggunakan flash kecil ya kompensaisnya kecepatan shuter speed yang dipakai.

hasil gambar diatas adalah mencari detil langit dengan kombinasi f/8 dan speed 1/1000s. Detail langit terekam tetapi jam tidak.

hoopla detail langit dapat dan jam dapat... yuhuuu.. X-sync 1/1000s!!!.. (oya gambar di atas sedikit geser angle dengan yang tanpa flash karena kamera tidak ditaruh di tripod, tapi tenang saja waktu pengambilan gambar sama)..
catatan tambahan kemampuan x-sync setelah pengujian didapat 1/250s - 1/640s Normal (dalam arti tidak ada penurunan kekuatan cahaya flash yang diterima oleh kamera), 1/800-1/1000 cahaya flash akan berkurang dari 1/2 stop sampai mendekati 2 stop, 1/1300s - 1/1600 akan berkurang 2 s/d 2,5 stop sedangkan Max shutter speed dari kamera saya cahaya flash tidak terekam alias elektronik shutter akan menutup sebelum sebelum cahaya flash, walaupun flash durasi cepat tetapi pada percobaan tetap cahaya flash tidak terekam.
akhir kata selemat berkarya... moga-moga tulisan saya yang ala kadarnya dapat memberikan pencerahan

salam
indra budi

Senin, 09 Agustus 2010

Jual Speedometer Sepeda merek TOPEAK 130

Jual Speedometer TOPEAK 130 baru 1 bulan pemakaian dijual dengan harga Rp 145.000 (free Ongkir jakarta only by JNE) harga baru Rp 185.000 beli di Rodalink waktu di PRJ 2010, lumayan khan dapat menghemat 40.000 .

Berminat???!!  hub/sms indra budi di no 081387150001 atau Y!M indrabudisaksono

Tks... 


Kelengkapan Unit :
















  1. unit speedometer (1 unit)
  2. tempat menaruh speedometer di handbar (1 set dengan no 3, 4 dan 5)
  3. karet untuk menaruh no 2
  4. sensor 
  5. karet sensor
  6. magnet
  7. cable tie
  8. NO BOX dan Manual (Untuk mempermudah saya menulis manual penggunaan versi sendiri silahkan klik ini)

















Kondisi komputer dan kelengkapan masih Oke kecuali cable Ties (soal cable ties tersebut bekas dipakai), serta layar masih ditutupi plastik..

Rabu, 05 Agustus 2009

bermain-main dengan payung studio

Saatnya bermain-main dengan penyebar cahaya lampu studio / flash berbentuk payung. Mengapa dipilih payung tidak yang lainnya seperti softbox dan kawan-kawannya karena payung adalah penyebar cahaya yang paling simple, gampang dipasang dan harganya relatif lebih murah.
Ada dua tipe payung yaitu shot through (payung putih transparan) dan reflektif. Untuk tipe reflektif dipasar ada bermacam2 jenis ada silver, gold dan putih (pada artikel kali ini digunakan yang putih karena cahaya yang dihasilkan lebih soft sebarannya).
Walaupun berbeda tipe tetapi jenis reflektif putih lah yang enak untuk di otak-atik karena dengan 3 pengaturan pemasangan dapat menghasilkan pantulan yang berbeda pula beda dengan shot through yang cahayanya lebih menyebar ke segala arah. dibawah ini ada contoh gambar dari lampu kilat tanpa defuser (penyebar) sampai menggunakan defuser (dalam artikel ini menggunakan payung)

Seluruh percobaan flash di set di posisi 35mm dengan kekuatan cahaya berkisar f8-f11, iso 200
dan WB di daylight.


gbr 1. flash tanpa penyebar

jika menggunakan flash / lampu studio secara langsung maka hasil cahaya yang dihasilkan cenderung fokus serta hard (gradasi antara shadow dan highlight lebih jelas)


gbr 2. flash dengan payung putih

jika menggunakan payung putih / shot through cahaya menyebar secara rata, menyeluruh antara depan dan belakang. Kondisi seperti ini kadang2 menyusahkan (sangat terasa di indoor yang tidak begitu luas dengan dominasi dinding cat putih) apabila ingin foto objek dengan cahaya fokus ke objek dengan sedikit pantulan di background.


gbr 3. Flash dengan payung reflekting putih (posisi payung jauh dari flash)

gbr 4. Flash dengan payung reflekting putih (posisi payung dekat dari flash)

dari dua gambar di atas payung reflekting menghasilkan cahaya yang menyebar tetapi lebih terarah dan sebaran cahaya bisa diatur dengan mengeser posisi payung terhadap sumber cahaya (flash/lampu studio). Mau lebih menyebar tinggal geser payung sejauh mungkin dari flash sedangkan jika poisi mendekat dengan flash cahaya yang menyebar lebih terfokus.

gbr 5. payung dengan keadaan tertutup

Dengan payung reflekting yang disengaja tertutup cahaya yang dihasilkan menyereupai softbox dengan sebaran yang terfokus tetapi masih sedikit hard light jika dibandingkan dengan softbox.

Untuk memperjelas efek dari ke 5 setup gambar di atas maka dilakukan sedikit ujicoba dengan setup seperti gambar di bawah ini.

gbr 6 setup test shot


gbr 7. flash tanpa payung hasilnya seperti ini


gbr 8. flash dengan tanpa payung shot through hasilnya seperti ini


gbr 9. flash dengan payung reflektif terbuka hasilnya seperti ini


gbr 10. flash dengan payung reflektif tertutup hasilnya seperti ini (cahaya lebih fokus ke objek)

antara gambar 9 dengan 8 tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan karena jarak background dengan objek masih dekat sehingga kedua jenis payung sebaranya masih mengenai background, tetapi dengan objek digeser menjauhi background hasil akhirnya akan beda. check this!!


gbr 11. dengan payung reflekting posisi terbuka dengan jarak antara flash dan payung dekat


gbr 12. dengan payung shot through

antara dua gambar di atas sudah terdapat perbedaan yaitu gambar 11 detail background tidak tampak sama sekali sedangkan gambar 12 detail tampak walaupun samar-samar dan masalah sebaran cahaya sedikit lebih soft yang jenis shot through.

Penutup :
Tidak ada yang terbaik dari kedua jenis payung yang dibahas kedua payung tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung kondisi pemotretan. Dari pengalaman probadi jika di outdor antara reflekting dan shot through sama-sama enak tetapi jika di indoor apalagi indoor yang sempit reflekting dengan kondisi tertutup lebih enak dipakai.



Selasa, 28 April 2009

jalan-jalan ke pulau pramuka

Dengan pengetahuan minim akan kepulauan seribu saya nekat pergi ke sana berbekal peta dari Google Map saya berangkat dari rumah menuju dermaga muara angke untuk berangkat ke Pulau pramuka. Perjalanan dimulai pukul 5 pagi dari pasar minggu dan sampai sana jam 6 pagi. Untuk berangkat ke P.pramuka ada dua dermaga Muara Angke dan Marina Ancol, hanya selisih harga antara Muara Angke dan Marina cukup besar saya pilih muara angke. Saat sampai disana saya menitipkan kendaraan saya di Pos Rukun Warga (lokasinya di sehabis jembatan menuju muara angke). Biaya penitipan ada 2x saat menitipkan dan saat mengambil, saat menitipkan petugas yang ada disana cuma bilang seiklasnya, Tapi berdasarkan info yang saya terima untuk roda 2 Rp. 10.000 dan roda 4 Rp 20.000, untuk 1x penitipan nanti saat ambil bayar lagi.


Untuk jalan ke lokasi dermaga kita bisa jalan kaki, naik ojek sepeda, angkot, ataupun becak. Untuk jalan kaki sebaiknya hindari soalnya kondisi muara angke becek. Saat sampai dermaga jangan lupa tanya nakoda kapal karena ada 2-3 kapal di dalam dermaga yang berangkat ke wilayah kepulauan seribu. Kapal yang berangkat dari muara angke ke Pulau Pramuka ataupun sebaliknya adanya jam7 pagi dan jam 1 siang, supaya lebih aman tiba 1 jam lebih awal mengingat di dalam kapal tidak ada tempat duduknya jadi bebas menentukan.



pic 1. suasana di kapal

Pukul 6.45 pagi ternyata kapal sudah jalan dikarenakan penumpang sudah penuh, saat berangkat cuaca cukup berkabut, sebenarnya pemandangan saat berangkat bagus tapi karena posisi saya di dalam dek dan cukup ramai saya kesusahan memotret suasana di luar. Perjalanan di tempu kurang lebih 2 jam. Sampai disana saya kagum atas beningnya air laut padahal dalam 1 jam perjalanan saya masih melihat laut hitam pekat khasnya pinggir laut jakarta. Sampai disana saya binggung karena informasi yang saya dapat cuma tempat penginapan Villa D'lima dan saat kesana lagi full book. Jadi saya menuju pusat informasi pariwisata pulau Pramuka yang lokasinya di sebelah RSUD Kepulauan Seribu. Disana saya bertanya-tanya soal penginapan dari mahal sampai murah dan dilayani dengan baik oleh bapak Komeng dan stafnya Oman. Saya pilihnya penginapan yang sedikit mahal di Pulau Pramuka Rp 300.000 yaitu wisma dermaga yang posisinya sedikit kedalam. Jika rombongan bisa pilih guest house selisihnya cuma beda Rp 20.000 dari wisma dermaga. Saat sampai di wisma dermaga saya istirahat sejenak, di sana walaupun penginapan ada AC nya tapi bisa dipakai pukul 21.00 karena listrik disana saat siang mati dan genset wisma dermaga tidak cukup kuat dengan AC. Sehabis instirahat disana saya mencari makan siang dan lumayan makan disana harganya tidak bea jauh dari jakarta. yang anehnya saat saya mau beli kelapa muda malah disana langka soal kelapa di pasok dari jawa/jakarta kelapa muda asli sana tidak begitu enak.



pic 2. sehabis sekolah main ke tepi laut


Sehabis makan saya melanjutkan sewa kapal untuk mengelilingi pulau yang ada dan snorkeling di tengah laut dimana ada lokasi penangkaran terumbu karang.Untuk penyewaan peralatan dan kapal saya tinggal menelpon Oman. Sewa kapal seharian keliling pulau berkisar Rp 300.000 dan sewa peralatan snorkeling berkisar Rp 35.000rb saat sepi dan Rp 40.000 saat rame.

Sehabis deal saya mempersiapkan peralatan buat foto air, untuk foto di dalam air saya mempergunakan kamera pocket ditambah penutup kedap air. Sebenarnya ingin membawa DSLR tapi saya tidak menemukan penyewaan casing kedap air yang untuk digunakan kamera DSLR EOS 350D.

Untuk awal snorkeling kita diajak oleh Oman dan temanya (saya lupa namaya) ke pulau Semak Daun, perjalanan ditempuh kurang lebih 30 menit. Sampai disanan karena masih panas Oman meminta saya jalan-jalan dulu di Semak daun. Disana saya melihat ada yang camping (hmm sunguh asik), untuk camping kita wajib mengantongi ijin dari P.Pramuka. Pulau semak Daun sungguh indah pasirnya putih dan pantainya bening. Kira-kira jam 14.30 saya pemanasan snorkeling, hal yang susah bagi saya adalah menggunakan sepatu katak/finsdi dalam air. Saat pemanasan selesai Oman mengajak saya pergi ke lokasi terumbu karang yang ada di tengah laut. saat sampai ternyata arus cukup deras sehingga pergi ke lokasi yang bernama karang lunak. Sampai dikarang lunak saatnya show time, Saya dikenalkan benda-benda laut dan diminta untuk memegangnya, karena saya rada geli saya lihat saja :-). Jam 16.00 saya cukupkan snorkelingnya untuk mengejar sunset, saya ditawarkan buat foto sunset di pulau2 yang mendukung dengan perahu tapi sayangnya kamera DSLR saya ada di penginapan jadi terpaksa saya cukup mengejar sunset di P.Pramuka. Oya Foto dengan kamera pocket di dalam air ternyata susah karena LCD sebagai viewfender tidak dapat terlihat dengan jelas di dalam air apalagi jika saat snorkeling cahaya matahari masih bersinar cukup terang.



pic 3. perjalanan menuju tempat latihan snorkeling bersama Oman (kanan)



pic 4. mr oman ke laut duluan memberi instruksi snorkeling yang benar



pic 5. penangkarang terumbu karang



pic 6. terumbu karang di pojokan


Pukul 17.00 sampai - 18.30 saatnya foto sunset. karena tempat sunset pas dermaga dan banyak orang maka saya strobisan saja dengan model (baru mau jadi model). Strobisan dengan payung ternyata susah dilakukan angin yang begitu kencang perlu orang yang memegang tripod/light stand, jadi payung disimpan dan langsung tanpa diffuser.



pic 7. ngefoto model (irma)




pic 8. model hepi , 1 hari yang melelahkan ditutup dengan enjoy


Selesai foto makan dan tidur awal untuk mengejar sunrise.

Pukul 20.00 - 04.30 sleep, pukul 4.40 saatnya mengejar sunrise. WOW ternyata saat sampai ditujuan lokasi pantai cukup kotor. sampai pukul 06.00 sunrise belum tampak karena tertutup awan, baru pukul 06.14 sunrise muncul dan cuma butuh waktu sedikit untuk full terang jadi lupakanlah tripod dan foto yang sempurna, segera lah saya pindah-pindah untuk mencari komposisi yang pas, setiap ada yang pas saya langsung jepret2. Cuma ada waktu 15 menit saja selebihnya matahari sudah cukup tinggi dan luminasi antara background dengan foreground sudah lebih dari 8 stop sehingga filter GND 8 saya harus di stack dengan 1 buah GND 8 lagi padahal saya hanya punya 1 filter :-/.



pic 9. sunrise @ P.pramuka


Selesai sunrise makan pagi dan jalan2, jika masih ada duit saya bisa snorkeling lagi, tapi karena yang pergi bareng saya dikit jadi kalo sewa kapal lagi patungannya besar. Jadi sambil menunggu pulang saya pilih ngelilingi pulau Pramuka.



pic 10. beralih profesi jadi tukang pijat


Pukul 12.00 saya sudah meninggalkan penginapan dan menuju dermaga, kapal jam 12.40 baru datang dan saya pun berebutan mencari posisi enak.



pic 11. orang yang sedang menunggu kapal



pic 12. beli kemilan buat di kapal


Sekian catatan perjalanan nekad saya ini, tapi saya pribadi puas karena wisata disana sungguh asik pantai bening dan banyak spot-spot bagus bagi yang suka foto landscape ataupun potrait.. mau model juga bisa asal bawa model sendiri :-P. Pokoknya tidak nyesel yang bikin capek kali perjalanan menuju pulau pramuka dari jakarta ataupun sebaliknya karena saya dapat kapal yang tidak ada penutup dek atas maka saya pilih berada di deg dalam yang penuh sesak dan panas.

Terima kasih buat blogger.com atas fasilitas blog ini dan teman saya Oman. Jika ada yang berminat berwisata disana dapat menghubungi Oman di 021-26157814dan terakhir bawa duit yang cukup karena tidak ada ATM disana jadi kalo kehabisan duit anda pun tidak bisa pulang.


Senin, 06 April 2009

jalan-jalan di taman menteng

minggu tanggal 5 april 2009 saya mencoba jalan-jalan ketaman menteng dalam hati saya saya kira lapangannya besar ya mendekati monas gitu ternyata tidak begitu besar. tapi enak juga karena di sekitar tempat tersebut ada wisata kuliner. Tidak hanya jalan-jalan tetapi mencari spot yang bagus buat difoto juga...

inilah hasil foto-foto saya di taman menteng dan foto ini bukan foto pemandangan disana tetapi foto potrait / model.. selamat menikmati